Sabtu, 02 Juni 2018

PENJELASAN SINGKAT NILAI GUNA (UTILITY) TOTAL DAN MARJINAL


TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.
Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.
a. Hipotesis Utama Teori Nilai Guna
   Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai Hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam megkonsumsi suatu barang tidak secara terus-menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya.
b. Nilai Guna Total Dalam Angka Dan Grafik
Hukum Nilai Guna Marjinal yang semakin menurun akan dapat dimengerti dengan lebih jelas apa bila digambarkan dalam contoh secara angka dan selanjutnya contoh digambarkan secara grafik. Dalam bagian ini hal tersebut akan diuraikan
Contoh Angka
Dengan memisalkan  bahwa kepuasan dari memakan mangga dalam satu hari dapat dinyatakan dalam angka, dalam tabel 7.1 ditunjukkan nilai guna total dan nilau guna marjinal dari memakan berbagai jumlah mangga dalam contoh dalam tersebut telah diperhatikan juga hipotesis diatas, yaitu tambahan nilai guna akan menjadi semakin menurun apabila konsumsi terus-menerus ditambah. Contoh dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa hingga mangga yang ke-8 nilai guna marjinal  adalah positif, maka  nilai guna total terus menerus bertambah jumlahnya  ketika memakan mangga yang ke-9 nilai guna marjinal adalah negatif. Ini berarti kepuasan dari memakan mangga mencapai tingkat yang paling maksimum apabila jumlah mangga yang dimakan adalah 8.
Tambahan-tambahan yang selanjutnya akan mengurangi kepuasan yang didapat dari memakan lebih banyak buah mangga. Dalam contoh ditunjukkan apabila konsumen tersebut memakan 9, 10 atau 11 mangga, kepuasan yang didapat darii memakan 8 mangga, juga dalam tabel 7.1 menunjukkan  bahwa adalah lebih baik memakan 5 mangga dari pada 11 mangga karena kepuasan menikmati dari  memakan 5 mangga adalah lebih besar
Tabel Nilai Guna Total Dan Nilai Guna Marjinal 
 
Berdasarkan kepada angka-angka dalam tabel 1.7 dalam gambar 7.1, ditunjukkan kurva nilai guna total dan nilai guna marjinal. Dalam grafik (i) sumbuh tegak menggambarkan nilai guna total dan sumbuh datar menunjukkan jumlah barang yang dikomsumsi(digunakan). Grafik (ii) menunjukkan nilai guna marjinal yang diukur  pada sumbuh tegak, pada berbagai unit barang yang dikomsumsikan yang digambarkan pada sumbuh datar.
Kurva nilai  guna total (TU) bermula dan titik 0, yang berarti paada waktu tidak terdapat komsumsi, maka nilai guna total adalah nol.  Pada mulanya kurva nilai guna total bertambah tinggi. Kurva nilai guna total mulai menurun pada waktu komsumsi magga melebihi delapan buah. Kurva nilai guna total mulai menurun  pada waktu komsumsi mangga melebihi delapan buah. Kurva nilai guna marjinal (MU) turun dari kiri atas  ke bawah. Gambaran ini mencerminkan hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun. Kurva nilai guna marjinal memotong  sumbu data sesudah jumlah yang ke-8. Berarti sesudah perpotongan tersebut nilai guna marjinal adalah negatif.
Grafik Nilai Guna Total dan Marjinal

PEMAKSIMUMAN NILAI GUNA

Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah: setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya dengan perkataan lain, setiap orang akan berusaha akan memaksimalkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya . apabila yang dikonsumsikannya hanya satu barang saja tidak suka untuk menentukan pada tingkat mana nilai guna dari memperoleh dan menikmati barang itu akan mencapai tingkat yang maksimum.

Tingkat itu dicapai pada waktu nilai guna total mencapai tingkat maksimum. tetapi kalau barang yang digunakan berbagai jenis, cara untuk corak konsumsi baranng-barang yang akan menciptakan nilai guna yang maksimum menjadi lebih rumit
a. Cara Pemaksimuman Nilai Guna
Kerumitan yang timbul untuk menetukan susun / komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai baran. Kalau setiap barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besarnya. Misalnya seseorang mengkonsumsi, yaitu sejenis pakaian, sejenis makanan, dan sejenis hiburan (katakanlah hiburan itu berupa menonton film) akan diperoleh orang tersebut apabila mengkonsumsikan : 3 unit pakaian, 5 unit pakaian dan 2 kali menonton film.
b. Syarat Pemaksumuman Nilai Guna
Dalam keadaan dimana harga berbagai macam barang adalah berbeda , apakah syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang konsumsikan akan memberi nilai guna? Syarat yang harus dipenuhi adalah: setiap rupiah yang dikeuarkan membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya. Untuk membuktikan perhatikan contoh berikut. Misalkan seseorang melakukan pembelian konsumsi atas dua macam barang: makanan dan pakaian, dan berturut-turut harganya adalah Rp.5000 dan Rp. 50.000. misalkan tambahan satu unit makanan akan memberikan nilai guna marjinal sebanyak 5 dan tambahan satu unit pakaian mempunyai nilai guna marjinal sebanyak 50. Dengan uang itu orang tersebut dapat  membeli  10 unit tambahan makan, maka jumlah nilai guna marjinal yang diperolehnya adalah 10 x 5 = 50 kalau uang itu digunakan membeli pakaian, yang diperolehnya hanyalah satu unit dan nilai guna marjinal dari 1 tambahan pakaian ini adalah 50a;
Degan mudah dapat dilihat bahwa orang tersebut tidak perlu  bersusah payah menentukan barang mana yang harus ditambah konsumsinya. Berdasarkan kepada contoh diatas dapatlah dikemukakan hipotesis berikut:
1.    Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikomsumsikannaya apabila perbandingan nilai guna marjinal berbagai barang tersebut. Keadaan seperti itu wujud dalam contoh diatas. Perbandingan harga makanan dan pakaian adalah 5000:50000 atau 1:10, dan ini adalah sama dengan perbandingan nilai guna marjinal makanan dan pakain, yaitu 5:50 atau 1:10.
Atau
2.    Seseorang akan memaksimumkannilai guna dari barang-barang yang dikomsumsikannya apabila nilai guna marjinal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikomsumsikan. Dalam contoh di atas nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan makanan adalah: nilai guna marjinal\harga=5/5000=1/1000. Dan nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan pakaian adalah: nilai guna marjinal /harga=50/50000=1/1000.
Kedudukan hipotesis tersebut mengandung pengertian yang sama. Syarat pemaksimuman nilai guna seperti yang dinyatakan dalam (1) dan (2) biasanya dinyatakan secara rumus aljabar, yaitu secara berikut
MU barang A = MU barang B MU barang  C
     PA                          PB                    Pc
Dalam persamaan di atas MU adalah nilai guna marjinal dan PA, PB, PC berturut-turtut adalah harga barang A, barang B, dan barang C
 


TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN
              Dengan menggunakan nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersfat menurun dari kiri atas kekanan bawah yang menggabarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan keatanya. Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan : efek penggantian dan efek pendapatan.
a. Efek Penggantian
Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah. Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang A/Pmenjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik, keadaan yang berikut berlaku:
              Dalam keadaan seperti diatas, nilai guna akan menjadi bertambah banyak (maka kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu membeli lebih banyak barang B dan menngurangi pembelian barang A. Keadaan diatas menunjukkan bahwa kalau harga naik permintaan terhadap barang yang mengalami kenaikan tersebut akan menjadi semakin sedikit.
              Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk menunjukkan penurunan haraga menyebkan permintaan keatas barang yang mengalami penurunan harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih tinggi dar pada nilai guna marjinal per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak berubah harganya. Maka karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan keatas barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.
b. Mewujudkan Kurva Permintaan
Andaikan seorang konsumen hanya membeli dua jenis barang, ia itu makana (m) dan pakain (K). Andaikan apabila ia menggunakan 10 unit makanan, konsumen itu akan mencapai keseimbangan konsumen:
MUMUk
        Pm          k
Pada ketika keseimbangan itu tercapai, P(harga makanan) adalah Rp.10.000. dalam contoh ini akan di perhatikan perubahan kuantitas permintaan maakanan, maka kuantitas pakaian yang di beli dan harga pakaian tidak perlu diketahui.
Seterusnya misalkan harga pakaian tidak berubah dari Rp.10.000 menjadi Rp5.000, maka
MUm>MUm atau MUm>MU
      P1m        Pm          5000    Pk

Dimana P1m adalah harga makanan baru yaitu Rp.5000 keadaan di atas menyebabkan konsumen menambah penggunaan makanan, misalnya dari 10 unit menjadi 15 unit. Pada kuantitas dsn harga makanan yang baru ini, keseimbangan konsumen akan di capai kembali.

         Setelah memaksimalkan bawah harga makanan menjadi Rp15000 dan harga pakaian tidak mengalami perubahan.

            Mu m              MU m
         _______     >  _______
            1500               10000
Maka perubahan itu menyebapkan
            MU                  MU
      _______      >  ________                
            P1m                Pk
Keseimbangan ini menyebapkan pengunaan mengurangi kuantitas makanan yang dibelinya. Misalnya konsumen mencapai keseimbangan kembali apabila ia membeli 5 unit makanan. Daripada contoh di atas dapat disimpulkan bawah ciri permintaan konsumen itu keatas makan adalah :
  i.        Pada harga Rp 15000 sebanyak 5 unit yang akan dibeli.
 ii.        Pada harga Rp 10000 sebanyak 10 unit yng akan dibeli.
iii.        Pada harga Rp 5000 sebanyak 15 unit yang akan dibeli.                     
            Bedasarkan ciri permintaannini, dalam gambar 7.2 di tunjukan kurva permintaan konsumen tersebut keatas makanan. Titik A menggambarkan keadaan yang dinyatakan dalam (i), gambar B menyatakan keadaan dalm (ii) dan titi C menggambarkan keadaan yang dinyatakan dalam (iii). Garis yang menghubungkan titik A, B, C adalah kurva permintaan konsumen tersebut keatas makan. Ia menurut dari kiri ke kana, dan sifat ini sama dengan yang dinyatakan dalam kurfa permintaan.


 

PARADOKS NILAI
Sebelum teori guna di kembangkan, ahli-ahli ekonomi menghadapi kesulitan di dalam menerangkan perbedaan yang menyolok di antara harga air dan harga berlian. Air merupakan barang yang sangat berharga kepada manusia tetapi harganya sangat murah. Sedangkan berlian bukanlah benda yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari  tetapi harganya jauh lebih mahal dari harga air.
Hal ini disebabkan dalam biaya produksi, air merupakan benda yang mudah di dapat di berbagai tempat sehingga untuk memperolehnya tidak di perlukan biaya terlalu besar. Tetapi tidak demikian halnya dengan berlian sebab ia merupakan barang byang sangat sukar untuk diperoleh dan biaya untuk memproduksikannya sangat tinggi.
Teori nilai guna memberikan penjelasan yang lebih tepat mengenai sebabnya terdapat perbedaan yang sangat yang nyata antara harga air dan berlian. Perbedaan tersebut di sebabkan oleh nilai guna marjinal mereka yang sangat berbeda. Oleh karena air sangat mudah di peroleh maka orang akan mengkomsumsi air sehingga pada tingkat di mana nilai guna marjinal air sangat murah. Nilai guna marjinal air adalah begituh sangat rendahnya sehingga orang baru mau menggunakan air apabila harganya sangat murah sekali. Nilai marjinal yang menentukan apakah suatu barang itu mempunyai barang yang tinggih atau rendah.

  SURPLUS KONSUMEN
Teori ini guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang di nikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, di kenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedan di antara konsumen yang  diperoleh seseorang didalam mengkomsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar dari pada pembayaran yang dibuat. Perhatikan contoh yang sederhana berikut. Seorang konsumen pergi ke pasar untuk membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp 1500. Sesampainya dia mendapati bahwa mangga yang di inginkannya hanya berharga Rp 1000. Jadi ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp 500 lebih murah dari pada harga yangbersediah dibayarkannya. Nilai Rp 500 ini dinamakan surplus konsumen. Surplus konsumen biasanya digambarkan dalam contoh angka dan garfik surplus konsumen.
a. contoh angka
            suplus konsumen wujud sebagai akibat dari nilai guna marjinalyang semakin sedikit. Contoh dalam tabel 7.2 menggambarkan bagaimana surplus konsumen akan terwujud.

Kolom (2) dalam tabel 7.2 menunjukan kesediaan seorang konsumen mangga yang diingininya. Untuk mangga yang pertama dia bersedia membayar Rp 1700, mangga yang kedua dia bersedia membayar Rp 1500 dan seterusnya. Misalkan dalam pasar harga mangga adalah Rp 700. Dengan harga yang besar ini konsumen tersebut akan membeli enam  mangga seminggu, untuk mangga yang keenam dia bersedia membayar Rp 700 dan harga dipasar juga Rp700. Mangga ketuju dan kedelapan dia tidak akan membelinya karna harga pasar lebih tinggi dari harga yang bersedia dibayarnya.

            Berapakah surplus konsumen yang dinikmatinya?  Hal itu ditunjukan dalam kolom (3) dan kolom (4). Dalam kolam (30) ditunjukan surplus konsumen yang diwujudkan oleh setiap mangga yang di belinya. Sebagai contoh untuk memperoleh mangga yang ketiga dia bersedia membayar Rp 1300, sedangkan harga yang harus di bayar adalah Rp 700. Maka apabila mangga yang ketiga di beli, untuk konsumsi ini akan memperoleh surplus kosumen sebesar Rp 600. Karna untuk mangga pertama hinnga yang kelima, harga yang bersedia di bayarnya adalah lebi tinggi dari harga pasar , maka konsumen mangga itu akan memperoleh surplus konsumsn yang lebih besar apabilah konsumsi mangganya di naikan mencapai lima bua seminggu. Dia akan menghentikan membeli mangga apabila konsumsi mangganya adalah enam mangga seminggu karna untuk mangga yang keenam ini pembeli mangga tersebut tidak memperoleh surplus konsumen lagi. Jumlah seluruh surplus konsumen yang dinikmati dari pembeli enam mangga tersebut ditunjukan dalam kolom (4), yaitu sebanyak Rp 3000.
b. Grafik surplus konsumen
SURPLUS KONSUMEN dapat juga di ganmbar secara grafik, yaitu yang di tunjukan dalam gambar 7.3. grafik (i) memberikan satu gambaran umum tentang menentukan surplus konsumen secara grafik. Sumbu tegak mengambarkan tingkat harga, sedangkan sumbu datar mengambarkan jumlah barang yang dikonsumsi. Nilai guna total yang yang diperoleh dari mengkonsumsi Q buah mangga yang di gambarkan oleh AOQB. Maka segitiga APB menggambarkan surplus konsumen yang di nikmati oleh pembeli mangga tersebut.
Grafik (ii) menggambarkan suplus konsumen seperti yang diuraikan dalam contoh angka sebelum ini, yaang dirangkai dalam tabel 7.3. DD adalah kurva permintaan yang digambarkan berdasarkan data dalam kolom (2) dari tabel 7.3. harga adalah Rp 700 untuk setiap mangga. Surplus konsumen dalam setiap mangga yang di beli ditunjukan oleh garis tegak diantara garis harga dengan kurva permintaan. Sebagai contoh, garis MN –yaitu surplus konsumen, adalah =Rp1300 – Rp700       = Rp 600. Jumlah surplus konsumen  yang diperoleh dengan menjumlakan nilai garis-garis tegak yang seperti itu dari unit pertama hingga keenam.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOPIC

Kurva Kepuasan Sama ( Indifferent Curve )        Sir John R. Hicks telah   mengembangkan suatu pendekatan baru untuk mewujudkan prinsi...